SEPUTAR IQ - Senin, (17/07), Budi Arie Setiadi diangkat menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Menggantikan Johnny Gerald Plate usai pembacaan sumpah jabatan yang dipimpin Jokowi di Istana Negara.
Selain Budi Arie, Jokowi juga akan melantik lima wakil menteri (Wamen). Mereka adalah Nezar Patria yang menjadi Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Paiman Raharjo menjadi Wakil Menteri Kesehatan, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury digeser menjadi Wakil Menteri Luar Negeri dan Rosan Roeslani menjadi Wakil Menteri BUMN.
Sedangkan Saiful Rahmat Dasuki akan menjabat sebagai Wakil Menteri Agama menggantikan Zainut Tauhid. Ada juga dua orang lagi yang dikabarkan akan diangkat sebagai Wantimpres. Mereka adalah Djan Faridz dan Gandi Sulistiyanto.
(Baca juga: Batalnya Acara Pertemuan Komunitas LGBT se-Asean yang Akan Digelar di Jakarta)
Budi Arie Setiadi dikenal sebagai Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), mengaku akan fokus bekerja dan menuntaskan tugasnya di Kominfo. Apalagi pemerintahan Presiden Jokowi hampir berakhir. Karena itu, Budi Arie mengatakan tidak akan fokus pada konsolidasi relawan.
Terkait penugasan barunya, Budi Arie menyebut ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan. Ia juga akan fokus mengembangkan infrastruktur digital, mengendalikan platform digital yang meresahkan masyarakat.
Serta mengembangkan ekosistem digital, termasuk melindungi data pribadi. Terakhir, membangun narasi damai untuk pemilu 2024. Perihal permasalahan yang dihadapi kementeriannya, Budi Arie dalam sambutannya menyampaikan perlunya optimisme untuk mencari solusi.
Profil Budi Arie Setiadi:
Budi Arie lahir di Jakarta, tanggal 20 April 1969. Pada tahun 1994, ia dipercaya memimpin pergerakan mahasiswa sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI dan juga Presidium Senat Mahasiswa UI (1994/1995). Salin itu juga, aktif mendirikan dan membina Forum Studi Mahasiswa (FSM) UI dan juga Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM) UI.
Kemudian, aktif di bidang pers mahasiswa dengan menjadi Redpel Majalah Suara Mahasiswa UI tahun (1993-1994). Ia juga menjadi Ketua ILUNI UI Jakarta (1998-2001) dan mendirikan Gerakan Cendekiawan Jakarta (GSJ) dan Perkumpulan Profesi Indonesia (MPI).
Diketahui, pada gerakan reformasi mahasiswa UI tahun 1998, dirinya beserta aktivis mahasiswa dan alumni UI membentuk Keluarga Besar (KB) UI.