SEPUTAR IQ - Agenda pertemuan para aktivis Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) ASEAN di Jakarta dibatalkan. Pertemuan bertajuk Pekan Advokasi Queer ASEAN ini nantinya akan digelar di luar Indonesia. Acara batal setelah penyelenggara mendapat beberapa ancaman keamanan dari berbagai pihak.
Lini mengatakan, agenda dipindahkan ke tempat lain. Namun, dia tidak menjelaskan di daerah mana agenda itu akan digelar. Upaya relokasi itu untuk memastikan keselamatan para peserta dan penyelenggara.
"Agenda kami pindahkan karena alasan keamanan baik bagi penyelenggara maupun peserta," ujar Lini Zurlia, Advocacy Officer ASEAN SOGIE Caucus.
Penyelenggara menekankan bahwa tujuan kegiatan adalah berdialog dengan kelompok yang terpinggirkan, termasuk mereka yang didiskriminasi berdasarkan orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender, dan berbagai karakteristik seksual.
Selain itu, acara ini rencananya akan membahas sejumlah isu terkait ancaman terhadap eksistensi kehidupan dan martabat yang dihadapi oleh kelompok LGBTQIA+.
“Kebencian di dunia maya, serangan langsung terhadap pembela HAM, dan pembalasan terhadap pelaksanaan hak sipil dan politik, merupakan masalah yang kita hadapi dan harus disikapi oleh pemerintah,” tulis pernyataan panitia.
(Baca juga: Terungkap! Mantan Pacar Anggi Anggraeni, Menangis Saat Diminta Uang Peganti Biayai Pernikahannya)
Menanggapi hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Wakil Ketua Anwar Abbas meminta pemerintah tidak memberikan izin atas agenda pertemuan tersebut.
Anwar menilai, jika pemerintah membiarkan agenda tersebut, sama saja dengan melanggar ketentuan yang diatur konstitusi.
“MUI mengingatkan dan menghimbau kepada pemerintah untuk tidak mengizinkan dan memberikan izin atas terselenggaranya acara ini,” ucap Anwar, Wakil Ketua (MUI).
Sebelumnya ada gelombang penolakan terhadap agenda ini dari ormas Islam. Di sisi lain, Polda Metro Jaya masih dalam tahap mencari kebenaran informasi terkait agenda rapat tersebut.
“Polda juga sedang menyelidiki benar tidaknya, di Jakarta benar tidaknya,” ujar Kombes Hirbak Wahyu Setiawan, Dirintelkam Polda Metro Jaya.
Kombes Hirbak mengatakan, hingga saat ini dari hasil penggeledahan yang dilakukan, pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut terkait kegiatan tersebut.