Persepak bolaan Indonesia sedang berduka akibat kerusuhan yang menewaskan ratusan suporter seusai laga Arema vs Persebaya yang berlangsung di Kanjuruhan Malang. Pihak kepolisian mendapat sorotan karena menembakan gas air mata ke arah tribun penonton.
Tragedi berdarah ini terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10). Pemicunya karena Arema FC selaku tuan rumah kalah dengan skor 2-3 dari Persebaya Surabaya yang dianggap musuh bebuyutan.
Hasil itu membuat para suporter Arema FC atau yang disebut Aremania kecewa. Akhirnya sejumlah penonton merangsek masuk ke dalam lapangan untuk melakukan protes. Tindakan protes berbuntut kerusuhan tersebut mendapatkan respon pihak kepolisan dengan memukul mundur supporter.
Keadaan jadi tidak terkendali ketika pihak kepolisian yang mencoba membuyarkan aksi para supporter dengan mulai menembakkan gas air mata ke salah satu sisi tribun. Dikabarkan dari situ, banyak suporter yang terinjak-injak hingga kehabisan nafas.
Naas dari beberapa video yang beredar, tribun penonton dipenuhi asap akibat gas air mata ditambah dengan kepadatan penonton yang ada sehingga banyak penonton pingsan akibat kekurangan oksigen. Dilaporkan insiden ini menewaskan hingga 129 orang. Sementara sekitar 180 lagi masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit.
Setidaknya 34 orang meninggal di stadion. Sebagian ada yang menghembuskan nafas terakhirnya ketika di ambulans saat masih dalam perjalanan. Selebihnya ketika sudah berada di rumah sakit.
(Baca juga: Mengejutkan Luis Milla Resmi Melatih Persib Bandung dan Langsung Diperkenalkan Kepada Publik)
Ternyata keputusan kepolisian untuk menembakkan gas air mata ke tribun penonton sudah melanggar regulasi FIFA. Semua itu tercantum dalam pedoman "FIFA Arena Wellbeing and Security Guideline." Pada pasal 19 poin B disebutkan sama sekali tidak diperbolehkan penggunaan senjata programming interface dan gas air mata untuk pengendalian massa.
Imbasnya, Indonesia terancam mendapat sanksi FIFA. Hanya saja sampai sejauh ini belum ada konfirmasi apakah benar akan ada sanksi akibat pelanggaran ini atau tidak. Jika ada, dalam bentuk apa sanksi itu.
Dengan kejadian ini, Melalui Ketua Umum Mochamad Iriawan, PSSI juga langsung menghentikan Liga 1 selama 1 pekan. "Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan," kata Iriawan, dikutip dari laman resmi PSSI, Minggu (2/10).