Kejadian menarik terjadi pada Rabu (05/10) saat Presiden Joko Widodo menghadiri perayaan HUT ke-77 Tentara Nasional Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam video yang beredar, Presiden Jokowi tampil bersama istrinya Iriana. Di belakangnya adalah Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Presiden Jokowi yang datang bersama Ma'ruf Amin kemudian melakukan pendekatan kepada pimpinan TNI dan Polri. Kemudian, Presiden Jokowi menyapa mereka satu per satu usai acara digelar. Namun, ternyata ada yang terlewatkan oleh Presiden Jokowi. Kepala negara sepertinya tidak bersalaman dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Bahkan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit berdiri persis di samping Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang pertama kali diajak berjabat tangan oleh mantan Wali Kota Solo itu.
Usai menyapa Jenderal Andika, Presiden Jokowi justru melewati Kapolri dan hanya menyapanya. Jokowi kemudian berjabat tangan dan menyapa Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Diundang berjabat tangan oleh Presiden, Jenderal Dudung kemudian memberi hormat dan membalas jabat tangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Selanjutnya, giliran Presiden Jokowi yang menyapa Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Fadjar Prasetyo dan istrinya. Kemudian, Jokowi berjabat tangan dengan keduanya.
(Baca juga: Partai Amanat Nasional: Gelar Sekolah Politik Bagi Rekrutment Kader Muda BM PAN Sumsel)
Terakhir, Presiden memberikan salam kepada Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono beserta istri dan berjabat tangan dengan mereka. Usai bersalaman dengan petinggi TNI, Presiden Jokowi menoleh dan menyapa para tamu undangan yang menyambutnya.
Institusi kepolisian belakangan ini menjadi sorotan publik. Polisi menjadi perhatian publik setelah pembunuhan seorang rekan polisi. Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang terlibat pembunuhan dengan nyawa ajudannya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Tak hanya Ferdy Sambo, sejumlah anggota Polri juga terlibat dalam skenario insiden terkait tewasnya Brigadir J. Tak berhenti sampai di situ, beberapa bulan setelah pembunuhan Brigadir J, institusi Polri kembali menjadi sorotan.
Tragedi Kanjuruhan membawa polisi kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, tragedi tersebut merenggut lebih dari 100 nyawa usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Dalam peristiwa ini, dilaporkan lebih dari 100 orang tewas akibat terkena gas air mata yang ditembakkan polisi ke arah tribun penonton.