Polisi blokade Jalan POM IX, depan kantor DPRD Sumatera Selatan atas demonstrasi mahasiswa tolak kenaikan harga BBM subsidi di Palembang, Sumatera Selatan.
Demonstrasi "Seruan Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM Rakyat Menjerit" diikuti sekitar ratusan mahasiswa, yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Sumatera Selatan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Palembang yakni, Kompol Rendy S. Aditama, mengatakan selam unjuk rasa berlangsung maka arus lalu lintas dialihkan sementara ke jalan lain, untuk menghindari kepadatan kendaraan yang berlebih.
Pengalihan arus lalu lintas tersebut menyasar ke sejumlah lokasi, mulai dari Jalan Radial menuju ke Jalan Samsat Baru atau Jalan Kapten A. Rivai, selanjutnya Jalan Jend. Sudirman Simpang RSK Charitas menuju ke Jalan Radial, serta Jalan Jalan Samsat Baru atau Jalan Kapten A. Rivai.
Pada pukul 11.00 WIB, masa demonstrasi tampak mulai berdatangan memadati sepanjang jalan depan kantor DPRD Sumatera Selatan, dengan membawa spanduk, poster bertuliskan tuntutan mereka.
"Silakan teman-teman merapa untuk memperjuangkan nasib rakyat, nasib orang tua kita yang semakin sulit karena harga BBM naik kebutuhan pokok naik, biaya pendidikan kita pun naik. Pemerintah dan wakil rakyat dengar keluhan kami ini." ucap salah satu mahasiswa, Universitas Isalam Negeri Raden UIN Fatah Palembang.
Aparat kepolisan pun juga tampak menjaga ketak jalannya aksi demonstrasi tersebut, dengan mengarahkan sekitar lebih dari 900 personel yang dilengkapi alat pengaman diri dan satu unit mobil penggurai masa.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan penyesuain harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter pada Sabtu kemarin (03/09). Kemudian, untuk BBM non-subsisdi, pemerintah menyesuaikan harga Pertamax Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.