2 kapal perang buatan dalam negeri yakni, KRI Bawal dan KRI Dorang resmi meperkuat satuan patroli TNI AL. Kapal produksi PT. Caputra Mitra Sejati ini memiliki panjang 60 meter dan bobot 520 ton. Sebagai kapal patroli, KRI Bawal dan KRI Dorang memiliki kecepatan maksimal 26 knot serta dilengkapi berbagai sistem pendeteksi seperti radar dengan daya jangkau 100 mil.
Kedua KRI ini juga dilengkapai meriam 40 milimeter serta senapan mesin 12,7 milimeter. Namun jika diperlukan, kedua kapal ini juga bisa dilengkapi dengan peluru kendali.
"Dalam waktu dekat juga kita akan melaksanakan kontrak dengan beberapa galangan. Memanfattkan galangan dalam negeri, diantaranya juga Caputra lagi, ada beberaapa (galangan) yang di Batam. Bahkan nanti, kita coba tantangan untuk para teman-teman dari galangan ini membangun full combat." ucap Laksdya TNI Ahmad Heri Purwono, Wakil Kepala Staf TNI AL.
Dalam 20 tahun terakhir, TNI AL telah membeli sebanyak 18 kapal perang buatan dalam negeri. Namun demikian, jumlah ini masih dirasa kurang dari kebutuhan ideal, yaitu sebanyak 259 kapal perang. Saat ini, kekuatan TNI AL bertumpu pada sekitar 150 kapal perang, namun yang mampu beroperasi dengan baik hanya sekitar 90 kapal perang saja.
Untuk itu TNI Angkatan Laut (AL) akan terus menggenjot pembelian alutsista kapal perang, khususnya produk buatan dalam negeri.
"Teknologinya sudah sama dengan luar negeri. Karena kan di dalam ini kan hanya intergrasi, produksi, tapi main equipment tetap dari luar negeri. Seperti main engine, senjata masih dari luar negeri. Tapi yang kita dorong adalah minimal TKDN, tingkat komponen dalam negeri, minimal 40%. Dari mungkin bahan-bahan lain termasuk tenaga kerja dalam negeri. Contoh ini (KRI Bawal dan KRI Dorang) tidak ada orang asing yang bekerja di sini, semua desain, sampai tes, sampai production semua di dalam negeri." ujar Laksma TNI Maman Rohman, Kepala Dinas Pengadaan TNI AL.
Selain menggairahkan industri pertahanan lokal dengan membeli kapal perang produksi dalam negeri, pemerintah mengklaim bisa menghemat banyak uang. Kedua kapal ini misalnya, masing-masing dibeli dengan harga Rp200 milyar.